Sebuah Prolog | Tentang Diriku (1)

12:20 AM Ichsan Sofan Nurzani 0 Comments


Sebenarnya aku tidak merasa perlu menuliskan sesuatu di sini, karena kadang tulisan hanya menjadi sebuah hasil karya pikiran yang maknanya mengawang jauh dari kata-kata yang tertulis. Hanya menjadi sebuah karya terampil seseorang dalam menyusun kata demi kata menjadi kalimat, kalimat demi kalimat menjadi sebuah paragraf, begitu seterusnya. Dengan kata lain, terkadang tulisan hanya menjadi pembuktian bahwa seseorang memiliki jiwa sastrawan, atau berpikiran literatif.

Namun, ternyata lebih dari itu. Mungkin tidak semua dari kita tahu, ketika Bapak B.J. Habibie terjebak dalam situasi haru mendalam selepas ditinggal sang istri terkasih, beliau memang terlihat tegar di luar, namun siapa sangka jika jiwa Bapak Presiden RI ke-3 itu begitu rapuh di dalam hingga beliau menderita sebuah penyakit psikiatrik yang disebut Psikosomatik Malignant.


"Waktu Ibu meninggal, hanya dalam waktu 7 atau 8 hari kemudian saya itu kejebak tengah malam jalan tanpa menggunakan sandal di dalam rumah seperti anak kecil nangis mencari ibunya. Dalam hal itu, tim dokter mengatakan, 'Pak Habibie itu namanya mengalami Psikosomatik malignant. Atau kalau tidak hati-hati dalam kesedihan ia bisa mengikuti jejak istrinya ke liang kubur”

Dan dalam keadaan tersebut, dokter memberikan 4 opsi penyembuhan kepada beliau; Pertama, beliau harus masuk rumah sakit jiwa; Kedua, beliau tinggal di rumah dengan mendapat pengawasan serta perawatan dari psikiater; Ketiga, beliau disarankan untuk curhat  kepada kerabat atau keluarga terdekat; Dan yang keempat, beliau harus menyelesaikannya sendiri. Akhirnya Pak Habibie memilih opsi keempat, yaitu menyelesaikannya sendiri dengan cara menulis kisah hidupnya ke dalam sebuah buku.

Tepat setelah proses penulisan buku tersebut rampung,  beliau seperti mendapatkan energi baru, semangat baru, sehingga beliau mengibaratkan diri beliau seperti komputer yang telah di-restart. Beliau bisa bangkit dari keterpurukan dan kesedihan, dan kembali menjalani hari sebagai seorang bangsawan yang pernah, atau mungkin masih berperan penting bagi bangsa ini.

Hal tersebut mungkin menunjukan arti sebuah proses menulis, arti memengaruhi diri sendiri, arti dari self-encouragement, dan arti dari perasaan yang tercurah.



...bersambung...

0 comments: